post-image

Ini Harapan Menteri Agama Nasaruddin Umar Pada Pelaksanaan Rakernas Kemenag di Bogor Jawa Barat

BOGOR -- Kementerian Agama (Kemenag) RI menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada 15 - 17 November 2024 di Bogor, Jawa Barat. Rakernas ini mengusung tema Menyatukan Langkah, Mewujudkan Daya Saing Umat untuk Kemaslahatan Masa Depan.

Pada pelaksanaan Rakernas kali ini, selain Menteri Nasaruddin Umar, Wakil Menteri Agama, Romo H.R Muhammad Syafi’i dan Sekjen Kemenag Muhammad Ali Ramdhani. Juga dihadiri oleh staf khusus dan Staf Ahli Kemenag, serta para pejabat eselon I dan II Kemenag Pusat.

Rakernas juga diikuti oleh semua pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN), serta Kepala Kanwil Kemenag Provinsi.

Menteri Agama Nasaruddin Umar saat membuka Rakernas mengatakan, momentum rakernas menjadi sarana melahirkan gagasan untuk menjawab permasalahan umat, seperti saling bertukar wawasan demi melakukan pelayanan keagamaan di Indonesia.

Kementerian Agama, lanjut dia sebagai instansi vertikal yang memiliki satu kerja hingga tingkat kecamatan, harus membutuhkan penyamaan langkah, karena hal ini menurut dia sangat penting untuk membuat pelayanan terbaik terhadap masyarakat.

"Rakernas ini untuk menyamakan sekaligus untuk mempertajam visi Kementerian Agama ke depan," Terang Menag Nasaruddin Umar di Bogor, Jumat (15/11/2024).

Mari peras otak kita, saling bertukar wawasan dan menyatukan langkah. Berikan solusi terbaik untuk umat," sambungnya.

Mantan Wakil Menteri Agama RI masa khidmat 2011-2014 itu, juga menekankan komitmennya untuk melaksanakan hal-hal yang telah diamanatkan oleh presiden Prabowo, yakni pembersihan organisasi dari berbagai penyimpangan serta pelaksanaan birokrasi yang efisien dan efektif.

"Mari bersama kita menjadikan Kemenag semakin baik. Sampaikan berbagai permasalaham yang ada, kita cari pemecahannya" tegasnya.

Selain menekankan pentingnya pelaksanaan birokrasi yang efesien dan efektif, dia juga mengingatkan jajarannya tentang tantangan yang dihadapi di masa depan. Untuk itu, dia meminta menjadikan agama sebagai faktor independen. Dengan begitu, tokoh agama bisa menjalankan fungsi kritis.

"Pemimpin agama bukan subordinasi dari pemerintah. Kita arahkan menjalankan fungsinya agar bisa berkontribusi dalam fungsi kritis. Sehingga, agama dan negara bisa berjalan seiring, saling menguatkan satu dengan lainnya," cetusnya

"Agama jangan menjadi faktor dependen atau terbelunggu. Agama terlalu banyak dipakai sebagai stempel politik. Tugas Kemenag hadirkan situasi keagamaan yang independen," imbuhnya

Menag juga meminta kepada jajarannya, menjadikan Rakernas sebagai momentum membuka lembaran baru. Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa Kemenag laksana kertas putih bersih yang gampang terlihat jika ada noda.

"Mulai hari ini, buka starting point baru. Hari ini kita seperti kertas bersih. Tidak ada noda hitam. Jangan ada yang mencoreng Kementerian Agama," pesannya.

Kemenag, lanjut dia, ke depan, bakal memusatkan perhatian pada penyelesaian masalah, sehingga ia meminta kepada jajarannya untuk memahami problem dan setiap tantangan, agar tetap fokus pada penyelesaian masalah.

"Saya yakin Bapak dan Ibu lebih tahu menyelesaikan persoalan satuan kerja masing-masing. Segera selesaikan," Katanya

"24 jam Handphone kami tidak mati. Saya dan Wamen insya Allah mewakafkan diri untuk Kemenag dan menganggap ini jihad untuk kita semua," lanjutnya.

Dia menambahkan, terkait pentingnya efisien dan efektif dalam penggunaan anggaran. Dia meminta anggaran perjalanan dinas untuk dibatasi, terutama perjalanan luar negeri. Menurut dia, agenda seminar yang digelar di luar negeri bisa diikuti via zoom, sehingga tak perlu untuk ke luar negeri.

Langkah ini, kata dia, demi penghematan anggaran, agar setiap anggaran dapat dimaksimalkan untuk memberi bantuan sosial kepada kaum fakir dan duafa.
"Perjalanan dinas tidak perlu bawa rombongan. Itu bukan zamannya lagi. Anggaran Kemenag bisa digunakan untuk bantuan kaum fakir dan duafa," pungkasnya.