• Institut Agama Islam Negeri Ternate Indonesia

IAIN Ternate Wisuda 626 Mahasiswa, Ini Pesan Rektor Kepada Alumni

IAIN Ternate Wisuda 626 Mahasiswa, Ini Pesan Rektor Kepada Alumni

 TERNATE -- Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate, Maluku Utara, menggelar wisuda sarjana dan magister XIV tahun akademik 2024-2025. Pelaksanaan wisuda berlangsung di auditorium IAIN Ternate, Selasa (30/9/2025). 

Pelaksanaan wisuda kali ini diikuti sebanyak 626 wisudawan dan wisudawati. Jumlah tersebut terbagi pada 4 fakultas dan program pascasarjana, yakni fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan (FTIK) sebanyak 229 mahasiswa, fakultas syariah  77 mahasiswa, fakultas ekonomi dan bisnis Islam (FEBI) 202 mahasiswa, fakultas ushuluddin adab dan dakwah (FUAD) 63 mahasiswa dan program pascasarjana 55 mahasiswa. 

Sementara mahasiswa yang ditetapkan meraih predikat pujian sebanyak lima orang, mereka merupakan keterwakilan dari setiap fakultas dan program pascasarjana, di antaranya, Abida Kisma dari fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan (FTIK) dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,97. 

Kemudian Hesti Enitriyana dari fakultas ekonomi dan bisnis Islam (FEBI) yang meraih IPK 3,97, lalu Mirda Dwi Aryanti dari fakultas ushuluddin adab dan dakwah (FUAD) dengan IPK 3,95, Rifa Nasir dari Fakultas Syariah yang mengantongi IPK 3,95, serta Edi Kurniawan dari program pascasarjana dengan IPK 3,92. 

Rektor IAIN Ternate Prof Dr Radjiman Ismail, M.Pd dalam sambutannya dia berpesan kepada para alumni bahwa wisuda bukan akhir dari sebuah perjalanan, melainkan merupakan awal dari babak baru yang penuh dengan tantangan dan kesempatan baru. 

“Dalam setiap lembaran selama menempuh pendidikan di IAIN Ternate, telah menemukan nilai-nilai, kegagalan dan kemenangan yang menjadi penyemangat. Namun pada saat menatap masa depan jangan kalian lupa akan makna sejati dari pencapaian ini,” pesannya. 

“Namun pada saat menatap masa depan jangan kalian lupa akan makna sejati dari pencapaian ini,” imbuhnya. 

Untuk itu, dia mengharapkan kepada para alumni agar senantiasa tiga hal penting, yakni integritas, rendah hati, dan akhlakul karimah. 

Dia menjelaskan Integritas adalah konsistensi antara prinsip atau nilai yang harus kita pegang, pikiran, sikap, dan perbuatan secara terus-menerus. Menunut dia, menjaga integritas artinya kita berupaya menjalani hidup dengan menggali dan memegang prinsip atau nilai, dan mengembangkan gagasan, membangun sikap serta menjalankan pekerjaan selaras dengan prinsip atau nilai tersebut. 

“Ketika kita terus- menerus berusaha menjaga integritas, kita akan menjadi pribadi yang bisa dipercaya dan diandalkan oleh lingkungan sosial dimana kita berada. Selain itu, menjaga integritas akan membuat hidup kita memiliki pegangan dan orientasi,” katanya. 

“Ketika kita mengabaikan integritas, kita bisa mengalami disorientasi dalam hidup, dan kepribadian kita menjadi terpecah atau kehilangan kepribadian. Dan orang-orang di sekitar kita menjadi sulit mengandalkan peranan kita, ataupun beradaptasi terhadap keberadaan kita,” sambungnya. 

Selain integritas, hal terpenting lainnya yang harus dijunjung adalah sikap rendah hati, karena menurut dia, dengan sikap rendah hati, kita siap mendengar pendapat orang lain, tanpa mempersoalkan latar belakang pendidikan ataupun status sosial orang tersebut. 

“Kita pun siap berkolaborasi, bahu-membahu untuk kebaikan dan kemajuan bersama. Rendah hati tidak menjadikan kita angkuh dan sombong terhadap segala prestasi dan capaian yang telah diraih melalaui ilmu pengetahuan,” ucapnya 

Lebih lanjut, dia menerangkan bahwa dengan rendah hati, bakal tumbuh kesadaran bahwa kita ini adalah manusia biasa yang tidak luput dari salah dan dosa, dan nantinya mempertanggungjawabkan amanah sebagai khalifiah di muka bumi. 

Selain itu, dia menyampaikan bahwa pentingnya menjaga akhlak, karena akhlak adalah perisai sekaligus penyangga utama dalam membangun kehidupan. Menurut dia, akhlak sangat pentingnya bagi seseorang, lantaran akhlak dimaksudkan untuk menciptakan kehidupan yang harmonis, meraih kebahagiaan dan kesuksesan sekaligus menjadi perhiasan bagi dirinya dan teladan bagi orang lain. 

“Karena sebagai seorang sarjana lulusan perguruan tinggi keagamaan Islam, selain diharapkan menjaga akhlak yang baik, selain itu pertanyaan utamanya adalah bagaimana saudara dengan ilmu dan kompetensi yang telah diraih memberikan kontribusi kepada lingkungan di sekitar,” tandasnya. (*)