post-image

Dorong Peningkatan Kualitas Mahasiswa, Fakultas Tarbiyah IAIN Ternate Gelar Reskonstruksi Kurikukulum

TERNATE – Menghasilkan lulusan yang berkulitas dengan predikat unggulan merupakan impian dari setiap perguruan tinggi (PT), karena dengan demikian praktis para alumni dengan mudah terserap di lapangan kerja.

Hal ini dikatakan ketua panitia rekonstruksi kurikulum fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate, Maluku Utara, Drs Ramli Yusuf, M.Pd di sela-sela pelaksanaan kegiatan rekonstruksi kurikulum di hotel Vellya Ternate, Senin (26/8/2024).

Ia mengungkapkan, pihaknya menggelar kegiatan rekonstruksi kurikulum FTIK selama 3 hari dengan menghadirkan akademisi UIN Alaudin Makassar Dr St. Syamsudduha, M.Pd, dan melibatkan para dosen di FTIK, serta sejumlah tenaga pendidik di semua jenjang pendidikan yang ada di kota Ternate.

Rekonstruksi kurikulum, lanjut dia, dengan tujuan menghasilkan dokumen atau naskah kurikulum yang berbasis Outcome Based Education (pendidikan berbasis hasil’red), dengan tetap mengacu pada kerangka kualifikasi nasional Indonesia (KKNI), yakni pendekatan pembelajarannya yang digunakan lebih menitikberatkan pada pendidikan berbasis hasil, sehingga dalam proses pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat menampilkan performance-nya atau kinerjanya yang lebih nyata.

“Kegiatan ini bukan hanya diikuti oleh dosen, melainkan melibatkan stakeholder terutama guru dan tenaga kependidikan, karena amanat dari Permendikbudristek bahwa untuk menyusun kurikulum harus melibatkan pemangku kepentingan, dan stakeholder, karena itu kami melibatkan komponen guru dan tenaga kependidikan,” terang Ramli.

“Insya Allah, mereka (guru, red) bisa berkolaborasi dengan semua dosen pada program studi yang ada di FTIK untuk mengevaluasi hasil kerja sama melalui praktik pengalaman lapangan (PPL), atau berbagai program pengabdian lainnya, sehingga menjadi bahan kajian untuk menjadi masukan dalam merumuskan kurikulum berbasis OBE,” sambungnya

Alumni pascasarjana Universitas Negeri Jakarta ini menjelaskan, fakultas Tarbiyah IAIN Ternate selalu memusatkan perhatian pada peningkatan kualitas mahasiswa, agar nantinya para alumni dapat bersaing pada dunia kerja.

Ia menilai kemajuan teknologi saat ini menghadirkan dampak pada persaingan di dunia kerja, sehingga setiap perguruan tinggi setidaknya menyusun blueprint (cetak biru’ red) dalam menghasilkan SDM yang berkualitas, agar para alumni dengan mudah terserap dan bersaing di dunia kerja.
“Karena itu, tujuan dari rekontruksi kurikulum ini, dalam rangka untuk merespon pangsa pasar, sehingga hasil yang dicapai perguruan tinggi bisa menjawab kebutuhan pangsa pasar,” jelasnya

“Selain menghasilkan dokumen resmi, kegiatan ini pada prinsipnya mengembangkan wawasan para dosen di fakultas Tarbiyah IAIN Ternate,” imbuhnya.

Ia mengatakan, pembelajaran di perguruan tinggi kerap tidak sinkron dengan tuntutan pangsa pasar, terlebih pada era kecanggihan teknologi saat ini, para tenaga pendidik tidak hanya piawai dalam proses pembejalaran, melainkan juga dituntut harus memiliki skill pada bidang teknologi informasi.

“Kita berharap juga bahwa perkembangan teknologi saat ini, dijawab tanpa harus melibatkan capaian pembelajaran berciri khas perguruan tinggi,” ujar mantan kepala Education Management Information System STAIN Ternate.

Lebih lanjut dia menjelaskan, rekonstruksi kurikulum memang tidak dapat mengabaikan karakteristik kurikulum berciri khas, oleh karena itu pihaknya tetap mengacu pada standar kompetensi kelulusan (SKL), selain itu pada kurikulum di fakultas Tarbiyah, kata dia, pihaknya juga mengintegrasikan mata kuliah berciri khas sebagai parameter dalam menyusun kurikulum.

Hal ini, lanjut dia, berdasarkan isyarat dari Permendikbudristek, di mana ada keleluasaan dari prodi dan fakultas untuk merumuskan standar pembejalaran lulusan (CPL), sehingga dapat mengukur kualitas lulusan dan dengan mudah diarahkan pada dunia kerja.

“Jadi, konsep OBE ini merespon kesenjangan dunia pendidikan dengan kebutuhan lapangan kerja, jadi kita melakukan tranformasi supaya tidak mengalami ketertinggalan,” ucapnya.

Menurut dia, satu hal yang sangat diperhatikan dalam penyusunan kurikulum berbasis OBE yakni, mendukung mahasiswa dalam melahirkan karya, maupun produk secara mandiri serta melakukan riset.

“Hal ini dilakukan demi menghasilkan lulusan yang berkualitas,” katanya mengakhiri