post-image

Resmi Dikukuhkan Sebagai Guru Besar IAIN Ternate, Ini Kisah Perjalanan Prof Radjiman Ismail

Rektor IAIN Ternate, Maluku Utara, Prof Dr Radjiman Ismail, M.Pd secara resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Teknologi Pendidikan IAIN Ternate oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP, M.T.

Prosesi pengukuhan guru besar Prof Radjiman Ismail berlangsung di auditorium IAIN Ternate, Selasa (3/9/2024) siang.

Dengan dikukuhkan sebagai guru besar, praktis IAIN Ternate kini memiliki 3 guru besar, yakni Prof Dr Radjiman Ismail, M.Pd guru besar pada fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan (FTIK), kemudian Prof Dr M Djidin, M.Ag, guru besar di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, serta Prof Dr H Jubair Situmorang, M.Ag guru besar pada Fakultas Syari’ah.

Sekjen Kemenag Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP, M.T menuturkan bahwa jabatan guru besar memiliki tanggung jawab besar dalam dunia perguruan tinggi, menurutnya, seorang guru adalah buku berjalan, lantaran setiap kata-kata yang terucap dari bibir seorang guru besar adalah ilmu.

Perilaku yang ditunjukkan oleh seorang guru besar, lanjut dia merupakan teladan yang bagi masyarakat. Untuk itu, kesalahan yang kerap kali hadir dari guru besar, kata dia, sering sering dipahami dan digunakan sebagai alat untuk berargumentasi.

“Kesalah bapak dalam mengambil kebijakan dalam kehidupan itu pun jadi rujukan, jadi hati-hati dengan sikap yang kita lakukan, karena mulai hari ini para guru besar akan menjadi contoh dan teladan bagi bangs akita,” katanya.

Kisah Perjalanan Prof Radjiman Ismail

Prof Dr Radjiman Ismail, M.Pd, sosok Guru Besar Institut Agama Islam Negeri Ternate ini, lahir di kelurahan Togolobe, kecamatan pulau Hiri, Kota Ternate, pada 14 Januari 1967.

Anak ketiga dari pasangan almarhum Hi. Suaib bin Mariha dan almarhumah Saadah Sakuta ini, menamatkan pendidikan dasar di tanah kelahirannya di SDN Togolobe pulau Hiri pada tahun 1981.

Sejak kecil, Radjiman dikenal sebagai siswa berprestasi dan memiliki kepribadian baik. Ia lahir dari keluarga yang taat agama, sehingga ia ditempa menjadi pribadi yang disiplin kala berada di bangku kelas 5 sekolah dasar, hingga beranjak dewasa.

Setelah menamatkan pendidikan dasar pada 1981, ia mengibarkan semangat dan memantapkan hati hijrah dari tanah kelahirannya untuk menetap di kelurahan Dufa-Dufa kecamatan Ternate Utara, kota Ternate bersama sang pamannya (alm) Hi. Halim Sehe.

Di kelurahan Dufa-Dufa-lah, ia menuntaskan pendidikan di SMPN 2 Ternate dan menyelesaikan pendidikan menengah atas pada Madrasah Aliyah Negeri Ternate pada 1987.

Seusai menamatkan pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri, suami dari Endang Lestari ini pun melanjutkan studi di Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin Ujung Pandang di Ternate dan resmi menyandang gelar Sarjana Pendidikan Agama pada 1993.

Impian meraih sukses di kota Ternate seperti cerita-cerita yang kerap membayangi dirinya pun menjadi kenyataan. Setelah menyelesaikan studi sarjana, ayah empat anak ini akhirnya mewujudkan impian untuk menghadirkan senyum kebahagiaan di wajah kedua orangtuanya.

Tatkala namanya diumumkan sebagai salah satu alumni yang berhasil lulus tes CPNS untuk menjadi tenaga pengajar pada Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin Ujung Pandang di Ternate pada tahun 1994.

Hasrat untuk menempuh pendidikan lebih tinggi terus ia digaungkan, hingga pada tahun 2003 ia kembali meraih gelar magisternya di Universitas Negeri Makassar (UNM) dan pada 2016 silam ia menuntaskan pendidikan doktoral-nya di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Ketika masih berada di bangku kuliah, sosok yang kini diangkat sebagai Gam Madodoto (Guru Besar) Kesultanan Ternate ini, aktif di organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Ternate pada tahun 1990. Dan menjadi pengurus Senat Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin Ujung Pandang di Ternate.

Di era ini sangat kental terjadi proses pematangan diri pada Radjiman kala remaja, dengan seabrek pengalaman yang ia miliki, kemudian mendorongnya untuk tampil sebagai pemimpin generasi muda di kampung halamannya.

Kala itu, berbagai kegiatan sosial yang ia geber untuk menghadirkan manfaat bagi masyarakat, menjadi bukti kecintaannya terhadap kampung halaman, dan hingga kini masyarakat di kelurahan Togolobe mengenangnya sebagai sosok pemimpin yang membawa perubahan di pulau Hiri.

Perhatian sosial tersebut tidak berhenti sampai di situ, namun tetap berlanjut hingga kini. Seperti pada 2006 silam, sejak menuntaskan pendidikan Magister di kota Makassar dan kembali ke Ternate. Kala itu, masyarakat pulau Hiri diperhadapkan pada beragam problem kehidupan, seperti transportasi laut, akses mendapat BBM, dan persoalan kesehatan.

Kondisi inilah memantik dirinya terlibat membantu dalam menuntaskan beragam masalah tersebut. Pengalaman yang didapatkan semenjak terlibat secara langsung dalam mengatasi problem kehidupan masyarakat di Pulau Hiri, kemudian melahirkan nilai-nilai luar biasa dan dijadikan pedoman dalam memimpin IAIN Ternate.

Melalui organisasi PMII dan Senat Mahasiswa-lah, ia melatih jiwa kepemimpinannya, hingga mengantarkan ia menjadi ketua PMII Cabang Ternate, Ketua Wilayah GP Anhor Maluku Utara, Ketua Tanfiziah NU Maluku Utara, dan menjadi Rais Suriah NU Maluku Utara, serta menjadi pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Malut.

Menjadi aktivis organisasi tersebut, yang kemudian berpengaruh besar terhadap kiprahnya di kampus sebagai akademisi. Hal ini ditandai dengan sejumlah jabatan yang diembannya.

Seperti Sekretaris Jurusan Tarbiyah, ketua Jurusan Tarbiyah, Anggota Senat, Wakil Ketua STAIN Bidang Akademik, Wakil Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Ternate periode 2014-2018, dan menjadi Dekan FTIK IAIN Ternate periode 2018-2021, hingga jabatan tertinggi sebagai rektor IAIN Ternate pada 2021 lalu.

Selain dikenal sebagai akademisi yang pembawa perubahan bagi masyarakat pulau Hiri, ketua Ikatan Alumni IAIN Ternate, ini juga dikenal sebagai salah satu pengusaha sukses di pulau Hiri.

Menurutnya, usaha yang digeber dengan tujuan sebagai Triger untuk mengatasi berbagai problem perekonomian masyarakat di pulau Hiri. Sehingga, masyarakat menilainya bahwa ia adalah wahana yang membawa keberkahan bagi kehidupan masyarakat Pulau Hiri.

Mengadbdikan diri pada IAIN Ternate, dirinya terus menerus mengulas senyum optimis untuk melihat almamaternya bergerak mencapai gerbang kemajuan.

Dan salah satu impian terbesarnya adalah memimpin IAIN Ternate dan menghadirkan perubahan untuk menuntaskan impian para pendiri IAIN Ternate, serta berkomitmen terhadap pengembangan SDM di Maluku Utara.

Impian tersebut akhirnya menjadi kenyataan, tepat pada 31 Desember 2021 lalu, ia akhirnya terpilih menjadi rektor IAIN Ternate masa khidmat 2022-2025.

Dengan beragam pengalaman pada organisasi kepemudaan dan keagamaan, serta sebagai sosok yang punya kepekaan sosial tinggi, semuanya ia wujudkan dalam kepemimpinannya.

Gebrakan pertama pasca dilantik sebagai rektor IAIN Ternate adalah mengusung program akselerasi guru besar di IAIN Ternate. Langkah ini dilakukan untuk mendorong para tenaga pendidik berpacu meraih jabatan tertinggi akademik sebagai guru besar.

Dari 5 tenaga pendidik yang diusulkan pada tahun 2023 lalu termasuk dirinya, akhirnya ia terlebih dahulu resmi dinaikkan jabatan akademiknya menjadi Profesor/Guru Besar dalam bidang ilmu Teknologi Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Ternate.

Dan’ pada Selasa 3 September 2024 siang, tepatnya di auditorium IAIN Ternate, rasa bangga dan tekad Prof Dr Radjiman Ismail, M.Pd secara resmi dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang ilmu teknologi pendidikan IAIN Ternate.

Perjalanannya tentu menjadi inspirasi serta selimut sejarah bagi civitas akademika IAIN Ternate dan publik Maluku Utara, karena ia berkomitmen untuk terus memberi kontribusi positif terhadap pengembangan SDM di Maluku Utara. (*)