Perkuat Literasi Digital, Pusat Perpustakaan IAIN Ternate Gelar Kegiatan Gerakan Pemasyarakatan Literasi Informasi Digital
TERNATE – Guna meningkatkan pemahaman generasi muda tentang literasi digital, Pusat Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate, Maluku Utara, menggelar kegiatan gerakan pemasyarakatan literasi informasi digital.
Kegiatan bertajuk implementasi literasi informasi TI untuk mendukung ekosistem digital pendidikan nasional dan agama tersebut, berlangsung di auditorium IAIN Ternate, sabtu (19/10/2024), dan dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor I IAIN Ternate Bidang Akademik, Dr Adnan Mahmud, S.Ag., M.A
Sementara jumlah peserta sebanyak 75 orang yang terdiri dari mahasiswa IAIN Ternate, dan pengurus organisasi siswa intra siswa sekolah (OSIS) SMA/SMK dan Madrasah Aliyah serta sejumlah pengelola perpustakaan SMA/SMK/MA di kota Ternate.
Kegiatan tersebut menghadirkan empat narasumber, yakni Erwin Gunawan, S.Kom., M.T akademisi Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, Imam Nawai, S.Pd Pengajar pada Pondok Pesantren Darul Falah Ternate, Hayun Umamit, S.Pd Koordinator Liputan Malut Post, dan Sri Bulan Juli Nainggolan, S.So., M.Si Pustakawan Universitas Khairun Ternate.
Warek I IAIN Ternate Dr Adnan Mahmud, S.Ag., M.A dalam sambutannya mengatakan, perpustakaan merupakan gudang ilmu pengetahuan bagi masyarakat, serta memiliki peran penting dalam pengembangan pengetahuan.
Untuk itu, ia menilai kegiatan yang diinisasi yang diselenggarakan Pusat Perpustakaan IAIN Ternate ini sebagai respon terhadap pengembangan ilmu pengetahuan yang terjadi saat ini.
“Pengelola perpustakaan harus cerdas memahami fenomena yang menonjol dalam perkembangan ilmu pengetahuan, dan yang dilakukan oleh perpustakaan IAIN Ternate ini dapat dipahami sebagai kegiatan untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia,” terang Adnan.
Adnan mangatakan, tema yang diusung Pusat Perpustkaan IAIN Ternate pada kegiatan kali ini, dipandang sangat responsif dengan kondisi kekinian, lantaran literasi digital memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap dunia pendidikan.
Selain itu, menurut dia, penguatan literasi digital untuk generasi muda sangat penting, karena literasi digital dipandang sebagai keterampilan setiap individu dalam mencari, mengelolah, dan memanfaatkan berbagai sumber informasi yang didapatkan melalui telepon seluler.
Ia menjelaskan, informasi yang tersebar melalui jejaring media sosial saat ini, menghadirkan dua dampak, yakni positif dan negatif. Sehingga, masyarakat dituntut harus dengan cermat harus menyeleksi informasi-informasi yang diterima.
Dan’ untuk menyaring informasi, lanjut dia, dibutuhkan pemahaman yang baik tentang dunia digital. Karena, menurut dia, jika setiap individu memahami literasi digital, praktis dapat membedakan informasi yang benar dan hoax.
“Sekarang ini, begitu banyak informasi yang berseliweran di media sosial, sehingga jika masyarakat tidak memiliki pemahaman yang baik, praktis tidak dapat membedakan mana informasi yang valid dan mana yang hoax, karena terkadang informasi hoax di framing sedemikan rupa seakan-akan informasi tersebut adalah benar berdasarkan fakta,” katanya
“Karena itu, bagaimana kita memanfaatkan teknologi yang ada untuk kepentingan pengetahuan,” imbuhnya
Ia mengatakan, untuk menyeleksi setiap informasi yang diperoleh, telah ditegaskan dalam al-Qur’an pada surat al-Hujurat ayat 6, bahwa informasi apapun yang diterima harus diteliti keberannya, jika dianggap penting untuk disebarkan, maka harus disampaikan, begitupun sebaliknya.
“Di dalam al-Qur’an surat al-hujurat, Allah SWT sampaikan, ya ayyuhalladzina amanu in ja'akum fasiqum binaba'in fa tabayyanu an tushibû qaumam bijahalatin fa tushbiḫu ‘ala ma fa‘altum nadimin. Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang kepadamu membawa berita penting, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena ketidaktahuan(-mu) yang berakibat kamu menyesali perbuatanmu itu,” ucap Adnan mengutip ayat al-Qur’an
“Jadi,sebagai generasi muda seharus menerima informasi harus melakukan kroscek terkait kebenaran informasi tersebut, baru kemudian bisa disebarkan, jangan menerima tanpa dicari tahu keberannya,” sambungnya
Lebih lanjut Adnan menegaskan, pemahaman tentang literasi digital memang penting, terlebih di tahun politik saat ini, di mana informasi yang menderas di platform media sosial kerap menghadirkan informasi yang menyulut emosi masyarakat.
Sehingga, jika generasi muda yang memiliki pemahaman secara baik soal literasi digital dapat berperan dalam menangkal informasi-informasi negatif. Selain itu, ia berharap harus memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk menambah ilmu pengetahuan, dan mengurangi mengakses media sosial, agar terhindar dari informasi-informasi yang tidak bermanfaat.
“Jangan menghabiskan waktu untuk akses media sosial, melainkan pergunakan waktu semaksimal mungkin untuk belajar, terlebih memanfaatkan teknologi untuk mencari ilmu pengetahuan,” pintanya
Sementara kepala pusat perpustakaan IAIN Ternate, sekaligus ketua panitia pelaksana kegiatan, Nuraen Ahmad, S.IP., M.Si menuturkan, tema yang diusung dalam kegiatan Pemasyarakatan Literasi Informasi Digital, pada hakikatnya untuk memberikan ilmu pengetahuan dan pemahaman kepada mahasiswa, siswa, serta para pengelola perpustakaan sekolah terkait pentingnya memahami literasi digital di era post-truth (suatu era dimana kebohongan dapat menyamar menjadi kebenaran, red).
Alumni S-1 ilmu perpustakaan Universitas Indonesia (UI) itu menjelaskan, kegiatan literasi digital yang dilaksanakan sebagai implementasi peran pustakawan sebagai penyokong literasi. Menurut dia, pada setiap tahun pihaknya selalu menggelar kegiatan literasi digital, agar dapat meningkatkan pemahaman generasi muda.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin membantu anak muda, untuk memahami bagaimana caranya menyaring, mengevaluasi dan memanfaatkan informasi dengan benar. Kami ingin mereka menjadi agen perubahan, karena sebagai generasi muda yang tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga dalam menghadapi berbagai informasi yang ada di media digital,” jelasnya
“Selain itu, melalui kegiatan ini, kami ingin mereka memahami etika dalam berinternet, menjaga privasi, serta memanfaatkan teknologi untuk hal-hal yang positif,” imbuh alumni pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Lebih lanjut, Nuraen menjelaskan, di era saat ini sebuah kebenaran kerap kali dikaburkan oleh informasi yang tidak valid melalui sosial media. Sehingga, kata dia, anak muda sebagai generasi penerus bangsa, harus memiliki pemahaman yang baik soal literasi digital, yang nanti dapat meng-counter informasi-informasi negatif dan memberikan edukasi kepada masyarakat.
“Salah satu tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pemahaman kepada generasi muda, agar mereka memanfaatkan teknologi sebaik mungkin demi meningkatkan kualitas hidup, serta menciptakan inovasi, dan tentunya berkontribusi untuk bangsa dan negara,” katanya mengakhiri.
Sekadar diketahui, kegiatan literasi informasi digital yang berlangsung tepat pukul 08.00 sampai pukul 17.30 wit, diikuti oleh 75 peserta yang terdiri dari pengurus himpunan mahasiswa program studi (HMPS), pengurus Osis SMA/SMK/MA dan sejumlah pengelola perpustakaan sekolah di kota Ternate.(*)
Kegiatan bertajuk implementasi literasi informasi TI untuk mendukung ekosistem digital pendidikan nasional dan agama tersebut, berlangsung di auditorium IAIN Ternate, sabtu (19/10/2024), dan dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor I IAIN Ternate Bidang Akademik, Dr Adnan Mahmud, S.Ag., M.A
Sementara jumlah peserta sebanyak 75 orang yang terdiri dari mahasiswa IAIN Ternate, dan pengurus organisasi siswa intra siswa sekolah (OSIS) SMA/SMK dan Madrasah Aliyah serta sejumlah pengelola perpustakaan SMA/SMK/MA di kota Ternate.
Kegiatan tersebut menghadirkan empat narasumber, yakni Erwin Gunawan, S.Kom., M.T akademisi Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, Imam Nawai, S.Pd Pengajar pada Pondok Pesantren Darul Falah Ternate, Hayun Umamit, S.Pd Koordinator Liputan Malut Post, dan Sri Bulan Juli Nainggolan, S.So., M.Si Pustakawan Universitas Khairun Ternate.
Warek I IAIN Ternate Dr Adnan Mahmud, S.Ag., M.A dalam sambutannya mengatakan, perpustakaan merupakan gudang ilmu pengetahuan bagi masyarakat, serta memiliki peran penting dalam pengembangan pengetahuan.
Untuk itu, ia menilai kegiatan yang diinisasi yang diselenggarakan Pusat Perpustakaan IAIN Ternate ini sebagai respon terhadap pengembangan ilmu pengetahuan yang terjadi saat ini.
“Pengelola perpustakaan harus cerdas memahami fenomena yang menonjol dalam perkembangan ilmu pengetahuan, dan yang dilakukan oleh perpustakaan IAIN Ternate ini dapat dipahami sebagai kegiatan untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia,” terang Adnan.
Adnan mangatakan, tema yang diusung Pusat Perpustkaan IAIN Ternate pada kegiatan kali ini, dipandang sangat responsif dengan kondisi kekinian, lantaran literasi digital memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap dunia pendidikan.
Selain itu, menurut dia, penguatan literasi digital untuk generasi muda sangat penting, karena literasi digital dipandang sebagai keterampilan setiap individu dalam mencari, mengelolah, dan memanfaatkan berbagai sumber informasi yang didapatkan melalui telepon seluler.
Ia menjelaskan, informasi yang tersebar melalui jejaring media sosial saat ini, menghadirkan dua dampak, yakni positif dan negatif. Sehingga, masyarakat dituntut harus dengan cermat harus menyeleksi informasi-informasi yang diterima.
Dan’ untuk menyaring informasi, lanjut dia, dibutuhkan pemahaman yang baik tentang dunia digital. Karena, menurut dia, jika setiap individu memahami literasi digital, praktis dapat membedakan informasi yang benar dan hoax.
“Sekarang ini, begitu banyak informasi yang berseliweran di media sosial, sehingga jika masyarakat tidak memiliki pemahaman yang baik, praktis tidak dapat membedakan mana informasi yang valid dan mana yang hoax, karena terkadang informasi hoax di framing sedemikan rupa seakan-akan informasi tersebut adalah benar berdasarkan fakta,” katanya
“Karena itu, bagaimana kita memanfaatkan teknologi yang ada untuk kepentingan pengetahuan,” imbuhnya
Ia mengatakan, untuk menyeleksi setiap informasi yang diperoleh, telah ditegaskan dalam al-Qur’an pada surat al-Hujurat ayat 6, bahwa informasi apapun yang diterima harus diteliti keberannya, jika dianggap penting untuk disebarkan, maka harus disampaikan, begitupun sebaliknya.
“Di dalam al-Qur’an surat al-hujurat, Allah SWT sampaikan, ya ayyuhalladzina amanu in ja'akum fasiqum binaba'in fa tabayyanu an tushibû qaumam bijahalatin fa tushbiḫu ‘ala ma fa‘altum nadimin. Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang kepadamu membawa berita penting, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena ketidaktahuan(-mu) yang berakibat kamu menyesali perbuatanmu itu,” ucap Adnan mengutip ayat al-Qur’an
“Jadi,sebagai generasi muda seharus menerima informasi harus melakukan kroscek terkait kebenaran informasi tersebut, baru kemudian bisa disebarkan, jangan menerima tanpa dicari tahu keberannya,” sambungnya
Lebih lanjut Adnan menegaskan, pemahaman tentang literasi digital memang penting, terlebih di tahun politik saat ini, di mana informasi yang menderas di platform media sosial kerap menghadirkan informasi yang menyulut emosi masyarakat.
Sehingga, jika generasi muda yang memiliki pemahaman secara baik soal literasi digital dapat berperan dalam menangkal informasi-informasi negatif. Selain itu, ia berharap harus memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk menambah ilmu pengetahuan, dan mengurangi mengakses media sosial, agar terhindar dari informasi-informasi yang tidak bermanfaat.
“Jangan menghabiskan waktu untuk akses media sosial, melainkan pergunakan waktu semaksimal mungkin untuk belajar, terlebih memanfaatkan teknologi untuk mencari ilmu pengetahuan,” pintanya
Sementara kepala pusat perpustakaan IAIN Ternate, sekaligus ketua panitia pelaksana kegiatan, Nuraen Ahmad, S.IP., M.Si menuturkan, tema yang diusung dalam kegiatan Pemasyarakatan Literasi Informasi Digital, pada hakikatnya untuk memberikan ilmu pengetahuan dan pemahaman kepada mahasiswa, siswa, serta para pengelola perpustakaan sekolah terkait pentingnya memahami literasi digital di era post-truth (suatu era dimana kebohongan dapat menyamar menjadi kebenaran, red).
Alumni S-1 ilmu perpustakaan Universitas Indonesia (UI) itu menjelaskan, kegiatan literasi digital yang dilaksanakan sebagai implementasi peran pustakawan sebagai penyokong literasi. Menurut dia, pada setiap tahun pihaknya selalu menggelar kegiatan literasi digital, agar dapat meningkatkan pemahaman generasi muda.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin membantu anak muda, untuk memahami bagaimana caranya menyaring, mengevaluasi dan memanfaatkan informasi dengan benar. Kami ingin mereka menjadi agen perubahan, karena sebagai generasi muda yang tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga dalam menghadapi berbagai informasi yang ada di media digital,” jelasnya
“Selain itu, melalui kegiatan ini, kami ingin mereka memahami etika dalam berinternet, menjaga privasi, serta memanfaatkan teknologi untuk hal-hal yang positif,” imbuh alumni pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Lebih lanjut, Nuraen menjelaskan, di era saat ini sebuah kebenaran kerap kali dikaburkan oleh informasi yang tidak valid melalui sosial media. Sehingga, kata dia, anak muda sebagai generasi penerus bangsa, harus memiliki pemahaman yang baik soal literasi digital, yang nanti dapat meng-counter informasi-informasi negatif dan memberikan edukasi kepada masyarakat.
“Salah satu tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pemahaman kepada generasi muda, agar mereka memanfaatkan teknologi sebaik mungkin demi meningkatkan kualitas hidup, serta menciptakan inovasi, dan tentunya berkontribusi untuk bangsa dan negara,” katanya mengakhiri.
Sekadar diketahui, kegiatan literasi informasi digital yang berlangsung tepat pukul 08.00 sampai pukul 17.30 wit, diikuti oleh 75 peserta yang terdiri dari pengurus himpunan mahasiswa program studi (HMPS), pengurus Osis SMA/SMK/MA dan sejumlah pengelola perpustakaan sekolah di kota Ternate.(*)